6. nilai Menggulut air setimba
Nilai menghargai dan memanfaaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya, berdisiplin, pantang berlengah-lengah
dan pantang
bermalas- malas atau membuang-buang
masa. Orang tua-tua mengatakan: “siapa menyia-nyiakan masa, alamat
dirinya
akan binasa” atau dikatakan:
“bila mudanya membuang waktu,
tuanya kelak menjadi hantu”, atau
dikatakan: “bila hidup bermalas-malas
mudanya rugi tuanya kandas”. Ungkapan adat
menegaskan: “apabila masa
dibuang-buang, di dunia rugi di akhirat terbuang”.
103
Di dalam ungkapan dikatakan:
bagai menggulut air setimba
bila lengah tekak dahaga
bila lalai mulut ternganga
bila malas tumbuh bencana
elok berjalan ketika pagi elok memerun ketika panas
elok menuang ketika cair elok
bekerja selagi muda elok melihat sebelum buta
elok mendengar sebelum pekak
elok bertanya sebelum sesat elok
berguru sebelum malu
yang masa takkan tersangga
yang umur takkan terukur yang waktu takkan menunggu
bila ‘dah lepas kijang ke rimba
dikejar diunut pun sia-sia
bila hidup di pintu ajal
takkan berguna segala sesal
7. nilai hemat dan Cermat
Nilai berhemat cermat, arif
dalam berhitung cermat dalam berkira.
Orang tua-tua mengatakan: “tahu berhemat menghitung hidup, arif berkira
membilang masa, cermat menilik
laba dan rugi”. Sifat ini
menjauhkan dirinya dari
perilaku yang “terburu
nafsu”, menjauhkannya dari sifat ceroboh, tanpa perhitungan dan sebagainya.
Di dalam ungkapan dikatakan:
tahu hidup berhemat-hemat
tahu berkira secara cermat
tahu berhitung membaca
alamat tahu mengekang nafsu menyesat tahu menjaga selera nekat
mengatur hidup ianya cermat
mengatur harta ianya hemat mengatur nafsu ianya dapat
mengatur selera ianya kuat
laba dan rugi ianya ingat
mudanya sejahtera tuanya selamat
sampai mati takkan melarat
8. nilai tahu akan Malu
Nilai yang tahu menjaga aib dan malu, tahu mengawal
tuah dan maruah,
tahu memelihara nama baik
diri dan keluarga,
dan berpantang
memberi malu orang serta pantang pula
dipermalukan. Orang tua-tua mengatakan: “harga garam pada
masinnya, harga manusia
pada malunya”; atau dikatakan:
“bila malu sudah menimpa, pangkat
dan harta
tiada berharga”; “bila
malu sudah terkikis, tuah tercampak maruah pun habis”.
Di dalam ungkapan disebutkan:
yang disebut sifat malu malu membuka aib orang
malu menyingkap baju di badan
malu mencoreng arang di kening malu melanggar pada syarak
malu terlanda pada adat
malu tertarung pada lembaga
malu merosak nama baik malu
memutus tali darah
malu hidup menanggung malu malu mati tidak bermalu
9. nilai tahu unjuk dengan Beri, tahu hidup Bertenggangan
Nilai pemurah, dermawan, setia
membela dan membantu orang, tidak
serakah dan tamak, tidak
mementingkan diri sendiri, penuh tenggang
rasa dan kesetiakawanan, ikhlas tolong menolong
persebatian (persatuan dan kesatuan)
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dan sebagainya. Di dalam peribahasa adat dikatakan, “mau seaib
dan semalu,
mau senasib sepenanggungan, mau ke bukit sama
mendaki, mau ke lurah sama
menurun, mau ke laut sama basah, mau ke darat sama berkering,
mau mendapat sama berlaba, mau hilang sama merugi,” dan sebagainya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
tahu unjuk dengan beri
tahu menjalin gelegar patah
tahu menjirat lantai terjungkat tahu menampal liang dinding
tahu menenggang hati orang
tahu menimbang perasaan orang
tahu menjaga aib malu orang
tahu menutupi kekurangan orang
hidup sedusun tuntun-menuntun
hidup sebanjar ajar-mengajar
hidup sekampung tolong-menolong
hidup sedesa rasa-merasa
hidup senegeri beri-memberi
hidup bersuku bantu-membantu
96
hidup berbangsa bertenggang rasa
yang searang sama
dibagi yang sekuku sama dibelah yang secebis sama dicebis yang secelis sama dicelis
kalau makan tidak sendiri
kalau senang tidak seorang
10. nilai tahu Diri
Nilai yang menyedari sepenuhnya
hakikat hidup dan kehidupan di
dunia dan menyedari pula
akan adanya kehidupan di akhirat,
tahu dirinya, tahu dari mana asalnya,
tahu untuk apa hidup di
dunia dan ke mana akhir
hidupnya. Melekatnya sifat ini
menyebabkan dirinya benar-benar menjadi
orang yang “tahu diri”,
yang tahu diri dengan perinya,
tahu alur dengan patutnya, tahu duduk dengan tegaknya, tahu letak
dengan tempatnya,
tahu menempatkan dirinya
pada tempat yang layak, tahu membawa
dirinya di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
tahu memahami hak dan
kewajibannya, tahu menjalankan tugas
yang dibebannya dan sebagainya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
tahu diri dengan perinya
tahu hidup dengan matinya tahu salah dengan silihnya
tahu gelanggang tempat bermain
90
tahu pangkalan tempat berlabuh
tahu teluk timbunan kapar
tahu tanjung pumpunan angin
tahu pasang menyentak
naik tahu surut menyentak turun
tahu rumah ada adatnya
tahu negeri ada undangnya tahu tepian ada bahasanya
tahu galas bersandaran
tahu dagang bertepatan
tahu asal mula datang tahu ujung tempat balik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar