1.
nilai lapang Dada terbuka tangan
Sifat pemaaf dan
pemurah, orang tua-tua mengatakan: “tanda Melayu berdada lapang, ikhlas
memaafkan kesalahan orang, tolong menolong
tiada kurang, bercakap sama muka belakang, bertindak suka berterang-terang”.
Orang tua-tua selalu
mengingatkan agar menjauhi sifat yang
suka berdendam kesumat, sebagaimana
dikatakan “apabila hidup dendam- mendendam, ke darat sesat ke
laut
karam”; atau dikatakan: “apabila hidup
berdendam kesumat, kemana pergi takkan selamat”.
kesusahan orang ia rasakan
dendam kesumat ia jauhkan
sifat orang berdada lapang
tahu merasa bijak menenggang
tahu menjaga aib malu orang tahu
menghapus muka berarang
sifat orang terbuka tangan
cepat kaki ringan tangan
tahu menolong orang berbeban
bijak membantu dalam kesempitan
2.
nilai tahu Menyemak Pandai Menyimpai
Nilai yang penuh
kearifan, bijaksana, tanggap dan cekatan
dalam menilai sesuatu dan memutuskan sesuatu. Sifat yang piawai ini menjadikan
dirinya mampu menyemak perkembangan
masyarakat dan perubahan zamannya,
mampu mengambil kebijakan yang
tepat dan bermanfaat, mampu menyelesaikan permasalahan, dan sebagainya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
arif menyemak kicau murai
arif menapis angin lalu
arif mendengar desau daun
arif menilik bintang di langit
arif menangkap kerlingan orang
bijak menepis mata pedang
bijak membuka simpul mati
pandai mengurung dengan lidah
pandai mengandang dengan cakap
pandai mengungkung dengan syarak
pandai menyimpai dengan adat
pandai mengikat dengan
lembaga
cepat akal laju pikiran
cepat angan laju buatan
tajam mata jauh pandangan
nyaring telinga luas pendengaran
3.
nilai Bercakap Bersetinah, Berunding Bersetabik
Nilai ini mengajarkan
orang untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan,
berperilaku sopan, tertib dan pekerti
mulia. Nilai ini juga mengajarkan agar memelihara lidah, menjaga
tingkah laku, menjauhkan sifat kasar langgar, memantangkan
mencaci orang, berlagak kuasa dan
sombong, merendahkan orang lain,
mau menang
sendiri, besar kepala, angkuh dan sebagainya.
Nilai ini tentulah sangat bermanfaat dalam membentuk kehidupan yang
tertib, aman dan damai,
amat berfaedah dalam mewujudkan masyarakat yang saling hormat-menghormati, saling harga-menghargai,
saling tahu diri dan saling memelihara
diri
Ungkapan adat mengatakan:
Apa tanda orang beradat
elok perangai sempurna sifat
Apa tanda orang terpandang
bercakap tidak menista orang
Apa tanda orang bermaruah
kalau berbicara tidak menyalah
Apa tanda orang berakal
dalam berbual tidak membual
Ungkapan lain menyebutkan:
Apa tanda orang beriman
perangainya elok berbicaranya sopan
Apa tanda orang terpuji
ercakap tidak keji-mengeji
Apa tanda orang bertuah
menyanggah tidak sumpah-menyumpah
Di dalam tunjak ajar dikatakan pula:
Apabila hendak rukun dan damai
elokkan laku baikkan perangai
Apabila perilaku bersopan santun
negeri aman hidup pun rukun
atau dikatakan:
Apabila hidup tahukan diri
maruah tegak tuah berdiri
Apabila negeri hendak sentosa
elokkan dulu budi bahasa
Budaya Melayu, dan kita
yakini pula semua budaya suku,
puak dan etnis lainnya tentulah menjunjung
tinggi nilai-nilai etika, nilai kesantunan
baik dalam berbicara bergaul
dan sebagainya.
Kesantunan itu sudah menjadi bahagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat,
dan sangat diutamakan
dalam ajaran agama-agama di muka bumi ini.
4.
nilai Menang dalam kalah
Nilai piawai dalam bersiasat,
mahir dalam menyusun strategi, sabar
dan teliti dalam mencari
peluang, unggul dalam berunding, berhemat cermat dalam mengambil keputusan,
teliti dalam mengambil kebajikan, berdada lapang dan berpandangan luas dalam menyelesaikan masalah, dan
memandang sesuatu dengan hari nurani yang jernih, dan sebagainya. Nilai ini juga mengajarkan
untuk bersikap lapang dada, sabar
dan mengalah
dalam batas-batas tertentu untuk mencapai kejayaan dan tujuannya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
yang menang dalam
kalah yang lapang dalam sempit yang kaya dalam susah
lapang dada luas hati
lapangnya tidak berhempang
luasnya tidak berbatas
dalamnya tidak terukur
kayanya tidak tersukat
beratnya tidak tertimbang
cerdik menjadi penyambung lidah
berani menjadi pelapis dada
kuatnya menjadi tiang sendi
kerasnya tidak tertakik
lembutnya tidak tersudu
lemahnya tidak tercapak
kendurnya berdenting-denting
tegangnya berjela-jela
5.
nilai tahu hidup Meninggalkan, tahu Mati Mewariskan
Nilai
yang menyedarkan orang untuk berkarya,
berbuat kebajikan, berbuat budi dan jasa selama hidupnya, serta mewariskan nilai-nilai luhur agama dan budaya, mewariskan karya dan jasa,
mewariskan nama baik, mewariskan keteladanan dan perilaku terpuji dan
sebagainya, yang memberi faedah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
yang disebut hidup meninggalkan
meninggalkan syarak tempat berpijak meninggalkan adat tempat menepat
meninggalkan lembaga tempat berjaga meninggalkan budi yang terpuji
meninggalkan contoh yang senonoh meninggalkan teladan yang sepadan
meninggalkan nama yang mulia meninggalkan petuah yang berfaedah
meninggalkan kaji yang berisi meninggalkan pusaka yang berharga
meninggalkan anak yang dipinak meninggalkan harta yang berguna
meninggalkan dunia dengan bekalnya
6.
nilai lasak Mengekas, tekun Mengais
Nilai lasak dalam
berusaha, tekun dalam bekerja keras,
cerdas dalam mencari peluang hidup, bersemangat
dalam berkarya, aktif dan rajin
menciptakan peluang kerja untuk
memenuhi semua keperluan hidup diri,
keluarga, masyarakat dan bangsanya.
Orang tua-tua mengatakan, bahawa sifat ini adalah cerminan dari
rasa kemandirian dalam menghadapi hari depannya agar dapat “duduk
sama rendah dan tegak sama
tinggi” dengan masyarakat atau bangsa lainnya,
serta melepaskan dirinya dari sifat
ketergantungan kepada orang lain.
Di dalam ungkapan dikatakan:
lasak mengekas takkan melengas
tekun mengais rezeki tak habis
rajin bekerja takkan terhina
mau bersusah hidup menakah
mau berpenat hidup selamat
mau berlenjin hidup terjamin
dalam bersusah banyak faedah
dalam berpenat banyak yang dapat
dalam berletih banyak yang boleh
dalam bekerja banyaklah jasa
7.
nilai tahu harta Berpunya,
tahu Pinjam Memulangkan
Nilai yang
menghormati, menghargai,
dan memelihara hak-hak
orang lain, dan bertanggungjawab atas
hak orang
lain yang dipakainya atau
dipinjamnya atau dipercayakan kepadanya.
Di dalam ungkapan dikatakan:
adat hak ada berpunya
adat menjemput menghantarkan
adat meminjam memulangkan
adat mengantar sampai-sampai
adat memulangkan elok-elok
hak orang sama dipandang
hak orang sama dijaga
milik orang sama dipelihara
yang pinjam sepanjang boleh
yang memulangkan sebelum sudah
1.
nilai lapang Dada terbuka tangan
Sifat pemaaf dan
pemurah, orang tua-tua mengatakan: “tanda Melayu berdada lapang, ikhlas
memaafkan kesalahan orang, tolong menolong
tiada kurang, bercakap sama muka belakang, bertindak suka berterang-terang”.
Orang tua-tua selalu
mengingatkan agar menjauhi sifat yang
suka berdendam kesumat, sebagaimana
dikatakan “apabila hidup dendam- mendendam, ke darat sesat ke
laut
karam”; atau dikatakan: “apabila hidup
berdendam kesumat, kemana pergi takkan selamat”.
kesusahan orang ia rasakan
dendam kesumat ia jauhkan
sifat orang berdada lapang
tahu merasa bijak menenggang
tahu menjaga aib malu orang tahu
menghapus muka berarang
sifat orang terbuka tangan
cepat kaki ringan tangan
tahu menolong orang berbeban
bijak membantu dalam kesempitan
2.
nilai tahu Menyemak Pandai Menyimpai
Nilai yang penuh
kearifan, bijaksana, tanggap dan cekatan
dalam menilai sesuatu dan memutuskan sesuatu. Sifat yang piawai ini menjadikan
dirinya mampu menyemak perkembangan
masyarakat dan perubahan zamannya,
mampu mengambil kebijakan yang
tepat dan bermanfaat, mampu menyelesaikan permasalahan, dan sebagainya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
arif menyemak kicau murai
arif menapis angin lalu
arif mendengar desau daun arif menilik bintang di langit
arif menangkap kerlingan orang
bijak menepis mata pedang
bijak membuka simpul mati
pandai mengurung dengan lidah
pandai mengandang dengan cakap pandai mengungkung dengan syarak
pandai menyimpai dengan adat pandai mengikat dengan
lembaga
cepat akal laju pikiran
cepat angan laju buatan tajam mata jauh pandangan
nyaring telinga luas pendengaran
3.
nilai Bercakap Bersetinah, Berunding Bersetabik
Nilai ini mengajarkan
orang untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan,
berperilaku sopan, tertib dan pekerti
mulia. Nilai ini juga mengajarkan agar memelihara lidah, menjaga
tingkah laku, menjauhkan sifat kasar langgar, memantangkan
mencaci orang, berlagak kuasa dan
sombong, merendahkan orang lain,
mau menang
sendiri, besar kepala, angkuh dan sebagainya.
Nilai ini tentulah sangat bermanfaat dalam membentuk kehidupan yang
tertib, aman dan damai,
amat berfaedah dalam mewujudkan masyarakat yang saling hormat-menghormati, saling harga-menghargai,
saling tahu diri dan saling memelihara
diri
Ungkapan adat mengatakan:
Apa tanda orang beradat
elok perangai sempurna sifat
Apa tanda orang terpandang
bercakap tidak menista orang
Apa tanda orang bermaruah
kalau berbicara tidak menyalah
Apa tanda orang berakal
dalam berbual tidak membual
Ungkapan lain menyebutkan: Apa tanda orang beriman
perangainya elok berbicaranya sopan
Apa tanda orang terpuji
bercakap tidak keji-mengeji
Apa tanda orang bertuah
menyanggah tidak sumpah-menyumpah
Di dalam tunjak ajar dikatakan pula:
Apabila hendak rukun dan damai
elokkan laku baikkan perangai
Apabila perilaku bersopan santun
negeri aman hidup pun rukun
atau dikatakan:
Apabila hidup tahukan diri
maruah tegak tuah berdiri
Apabila negeri hendak sentosa
elokkan dulu budi bahasa
Budaya Melayu, dan kita
yakini pula semua budaya suku,
puak dan etnis lainnya tentulah menjunjung
tinggi nilai-nilai etika, nilai kesantunan
baik dalam berbicara bergaul
dan sebagainya.
Kesantunan itu sudah menjadi bahagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat,
dan sangat diutamakan
dalam ajaran agama-agama di muka bumi ini.
4.
nilai Menang dalam kalah
Nilai piawai dalam bersiasat,
mahir dalam menyusun strategi, sabar
dan teliti dalam mencari
peluang, unggul dalam berunding, berhemat cermat dalam mengambil keputusan,
teliti dalam mengambil kebajikan, berdada lapang dan berpandangan luas dalam menyelesaikan masalah, dan
memandang sesuatu dengan hari nurani yang jernih, dan sebagainya. Nilai ini juga mengajarkan
untuk bersikap lapang dada, sabar
dan mengalah
dalam batas-batas tertentu untuk mencapai kejayaan dan tujuannya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
yang menang dalam
kalah yang lapang dalam sempit yang kaya dalam susah
lapang dada luas hati
lapangnya tidak berhempang luasnya tidak berbatas
dalamnya tidak terukur kayanya tidak tersukat
beratnya tidak tertimbang
cerdik menjadi penyambung lidah
berani menjadi pelapis dada kuatnya menjadi tiang sendi
kerasnya tidak tertakik
lembutnya tidak tersudu lemahnya tidak tercapak
kendurnya berdenting-denting tegangnya berjela-jela
5.
nilai tahu hidup Meninggalkan, tahu Mati Mewariskan
Nilai
yang menyedarkan orang untuk berkarya,
berbuat kebajikan, berbuat budi dan jasa selama hidupnya, serta mewariskan nilai-nilai luhur agama dan budaya, mewariskan karya dan jasa,
mewariskan nama baik, mewariskan keteladanan dan perilaku terpuji dan
sebagainya, yang memberi faedah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Di dalam ungkapan disebutkan:
yang disebut hidup meninggalkan
meninggalkan syarak tempat berpijak meninggalkan adat tempat menepat
meninggalkan lembaga tempat berjaga meninggalkan budi yang terpuji
meninggalkan contoh yang senonoh meninggalkan teladan yang sepadan
meninggalkan nama yang mulia meninggalkan petuah yang berfaedah
meninggalkan kaji yang berisi meninggalkan pusaka yang berharga
meninggalkan anak yang dipinak meninggalkan harta yang berguna
meninggalkan dunia dengan bekalnya
6.
nilai lasak Mengekas, tekun Mengais
Nilai lasak dalam
berusaha, tekun dalam bekerja keras,
cerdas dalam mencari peluang hidup, bersemangat
dalam berkarya, aktif dan rajin
menciptakan peluang kerja untuk
memenuhi semua keperluan hidup diri,
keluarga, masyarakat dan bangsanya.
Orang tua-tua mengatakan, bahawa sifat ini adalah cerminan dari
rasa kemandirian dalam menghadapi hari depannya agar dapat “duduk
sama rendah dan tegak sama
tinggi” dengan masyarakat atau bangsa lainnya,
serta melepaskan dirinya dari sifat
ketergantungan kepada orang lain.
Di dalam ungkapan dikatakan:
lasak mengekas takkan melengas
tekun mengais rezeki tak habis rajin bekerja takkan terhina
mau bersusah hidup menakah
mau berpenat hidup selamat mau
berlenjin hidup terjamin
dalam bersusah banyak faedah
dalam berpenat banyak yang dapat
dalam berletih banyak yang boleh
dalam bekerja banyaklah jasa
7.
nilai tahu harta Berpunya,
tahu Pinjam Memulangkan
Nilai yang
menghormati, menghargai,
dan memelihara hak-hak
orang lain, dan bertanggungjawab atas
hak orang
lain yang dipakainya atau
dipinjamnya atau dipercayakan kepadanya.
Di dalam ungkapan dikatakan:
adat hak ada berpunya
adat menjemput menghantarkan
adat meminjam memulangkan adat mengantar sampai-sampai
adat memulangkan elok-elok
hak orang sama dipandang
hak orang sama dijaga
milik orang sama dipelihara
yang pinjam sepanjang boleh
yang memulangkan sebelum sudah
kesiMPulan
Kita meyakini bahawa setiap
suku dan puak bangsa Indonesia
pastilah memiliki nilai-nilai asas budaya dan adat
istiadatnya, yang turun-temurun mereka jadikan acuan dan jati dirinya, dan kita yakin, nilai-nilai dimaksud
mengandung tunjuk ajar dan petuah amanah yang dapat dijadikan
simpai
pemersatu bangsa, serta
mampu mewujudkan kehidupan yang aman,
damai dan sejahtera.
Kerananya, dengan beranjak dari nilai-nilai luhur dan
kearifan yang piawai itu
bangsa kita akan menjadi bangsa
yang beradab, menjadi bangsa yang
bertamadun tinggi, yang
mampu mengekalkan kehidupan sejahtera lahiriah dan batiniahnya.
Dari sisi lain, pembangunan
yang
berlandaskan budaya
sendiri, akan dapat mewujudkan
pembangunan yang berjati diri bangsa
yang memancarkan nilai-nilai budaya bangsa dalam keberagaman,
yang mencerminkan jati diri
yang kokoh, mampu menghadapi cabaran serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi
seluruh rakyat. Dari sanalah kita memperlihatkan kepada
dunia luar, bahawa perbezaan
suku, puak, agama dan kepercayaan tidaklah menyebabkan perpecahan, tetapi sebaliknya menjadi
modal utama dalam membangun kehidupan
yang bermartabat, bermaruah, terbilang dan cemerlang.
Wallahu a’lam.
Tumbuh rumput di tepi pagar,
Akar benalu menjalar juga;
Tujuh laut boleh terbakar,
Kapal Melayu berlayar juga.
Bila bergalah sama dimudiki;
Mana yang elok bawalah pulang,
Apabila menyalah kita perbaiki