Selasa, 31 Juli 2018

Asas dan Jatidiri Melayu Kelas XII



1.      nilai lapang Dada terbuka tangan


Sifat pemaaf dan pemurah, orang tua-tua mengatakan: “tanda Melayu berdada lapang, ikhlas memaafkan kesalahan orang, tolong menolong tiada kurang, bercakap sama muka belakang, bertindak suka berterang-terang”.


Orang tua-tua selalu mengingatkan agar menjauhi sifat yang suka berdendam kesumat, sebagaimana dikatakan “apabila hidup dendam- mendendam, ke darat sesat ke laut karam”; atau dikatakan: “apabila hidup berdendam kesumat, kemana pergi takkan selamat”.
kesusahan orang ia rasakan dendam kesumat ia jauhkan


sifat orang berdada lapang
tahu merasa bijak menenggang tahu menjaga aib malu orang tahu menghapus muka berarang


sifat orang terbuka tangan cepat kaki ringan tangan
tahu menolong orang berbeban bijak membantu dalam kesempitan

2.      nilai tahu Menyemak Pandai Menyimpai


Nilai yang penuh kearifan, bijaksana, tanggap dan cekatan dalam menilai sesuatu dan memutuskan sesuatu. Sifat yang piawai ini menjadikan dirinya mampu menyemak perkembangan masyarakat dan perubahan zamannya, mampu mengambil kebijakan yang tepat dan bermanfaat, mampu menyelesaikan permasalahan, dan sebagainya.


Di dalam ungkapan disebutkan:

arif menyemak kicau murai 
arif menapis angin lalu
arif mendengar desau daun 
arif menilik bintang di langit
arif menangkap kerlingan orang


bijak menepis mata pedang 
bijak membuka simpul mati


pandai mengurung dengan lidah 
pandai mengandang dengan cakap 
pandai mengungkung dengan syarak 
pandai menyimpai dengan adat 
pandai mengikat dengan  lembaga


cepat akal laju pikiran 
cepat angan laju buatan
 tajam mata jauh pandangan
nyaring telinga luas pendengaran

3.      nilai Bercakap Bersetinah, Berunding Bersetabik


Nilai ini mengajarkan orang untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, berperilaku sopan, tertib dan pekerti mulia. Nilai ini juga mengajarkan agar memelihara lidah, menjaga tingkah laku, menjauhkan sifat kasar langgar, memantangkan mencaci orang, berlagak kuasa dan sombong, merendahkan orang lain, mau menang sendiri, besar kepala, angkuh dan sebagainya.


Nilai ini tentulah sangat bermanfaat dalam membentuk kehidupan yang tertib, aman dan damai, amat berfaedah dalam mewujudkan masyarakat yang saling hormat-menghormati, saling harga-menghargai, saling tahu diri dan saling memelihara diri

Ungkapan adat mengatakan:
Apa tanda orang beradat
elok perangai sempurna sifat

Apa tanda orang terpandang 
bercakap tidak menista orang


Apa tanda orang bermaruah 
kalau berbicara tidak menyalah


Apa tanda orang berakal 
dalam berbual tidak membual
Ungkapan lain menyebutkan:
Apa tanda orang beriman
perangainya elok berbicaranya sopan

Apa tanda orang terpuji 
ercakap tidak keji-mengeji


Apa tanda orang bertuah
menyanggah tidak sumpah-menyumpah
Di dalam tunjak ajar dikatakan pula: 
Apabila hendak rukun dan damai
elokkan laku baikkan perangai


Apabila perilaku bersopan santun 
negeri aman hidup pun rukun


atau dikatakan:


Apabila hidup tahukan diri
 maruah tegak tuah berdiri


Apabila negeri hendak sentosa 
elokkan dulu budi bahasa

Budaya Melayu, dan kita yakini pula semua budaya suku, puak dan etnis lainnya tentulah menjunjung tinggi nilai-nilai etika, nilai kesantunan baik dalam berbicara bergaul dan sebagainya. Kesantunan itu sudah menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, dan sangat diutamakan dalam ajaran agama-agama di muka bumi ini.

4.      nilai Menang dalam kalah


Nilai piawai dalam bersiasat, mahir dalam menyusun strategi, sabar dan teliti dalam mencari peluang, unggul dalam berunding, berhemat cermat dalam mengambil keputusan, teliti dalam mengambil kebajikan, berdada lapang dan berpandangan luas dalam menyelesaikan masalah, dan memandang sesuatu dengan hari nurani yang jernih, dan sebagainya. Nilai ini juga mengajarkan untuk bersikap lapang dada, sabar dan mengalah dalam batas-batas tertentu untuk mencapai kejayaan dan tujuannya.


Di dalam ungkapan disebutkan:


yang menang dalam kalah yang lapang dalam sempit yang kaya dalam susah
lapang dada luas hati
lapangnya tidak berhempang 
luasnya tidak berbatas 
dalamnya tidak terukur 
kayanya tidak tersukat 
beratnya tidak tertimbang


cerdik menjadi penyambung lidah 
berani menjadi pelapis dada 
kuatnya menjadi tiang sendi


kerasnya tidak tertakik
lembutnya tidak tersudu 
lemahnya tidak tercapak 
kendurnya berdenting-denting
 tegangnya berjela-jela

5.       nilai tahu hidup Meninggalkan, tahu Mati Mewariskan


Nilai yang menyedarkan orang untuk berkarya, berbuat kebajikan, berbuat budi dan jasa selama hidupnya, serta mewariskan nilai-nilai luhur agama dan budaya, mewariskan karya dan jasa, mewariskan nama baik, mewariskan keteladanan dan perilaku terpuji dan sebagainya, yang  memberi faedah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa dan negaranya.


Di dalam ungkapan disebutkan:

yang disebut hidup meninggalkan meninggalkan syarak tempat berpijak meninggalkan adat tempat menepat meninggalkan lembaga tempat berjaga meninggalkan budi yang terpuji meninggalkan contoh yang senonoh meninggalkan teladan yang sepadan meninggalkan nama yang mulia meninggalkan petuah yang berfaedah meninggalkan kaji yang berisi meninggalkan pusaka yang berharga meninggalkan anak yang dipinak meninggalkan harta yang berguna meninggalkan dunia dengan bekalnya

6.      nilai lasak Mengekas, tekun Mengais


Nilai lasak dalam berusaha, tekun dalam bekerja keras, cerdas dalam mencari peluang hidup, bersemangat dalam berkarya, aktif dan rajin menciptakan peluang kerja untuk memenuhi semua keperluan hidup diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Orang tua-tua mengatakan, bahawa sifat ini adalah cerminan dari rasa kemandirian dalam menghadapi hari depannya agar dapat  “duduk sama rendah dan tegak sama tinggidengan masyarakat atau bangsa lainnya, serta melepaskan dirinya dari sifat ketergantungan kepada orang lain.

Di dalam ungkapan dikatakan:


lasak mengekas takkan melengas
tekun mengais rezeki tak habis
rajin bekerja takkan terhina
mau bersusah hidup menakah 
mau berpenat hidup selamat 
mau berlenjin hidup terjamin


dalam bersusah banyak faedah
dalam berpenat banyak yang dapat
dalam berletih banyak yang boleh
dalam bekerja banyaklah jasa

7.      nilai tahu harta Berpunya, tahu Pinjam Memulangkan


Nilai yang menghormati, menghargai, dan memelihara hak-hak orang lain, dan bertanggungjawab atas hak orang lain yang dipakainya atau dipinjamnya atau dipercayakan kepadanya.


Di dalam ungkapan dikatakan:

adat hak ada berpunya
adat menjemput menghantarkan 
adat meminjam memulangkan 
adat mengantar sampai-sampai 
adat memulangkan elok-elok


hak orang sama dipandang
hak orang sama dijaga
milik orang sama dipelihara
yang pinjam sepanjang boleh
yang memulangkan sebelum sudah




1.      nilai lapang Dada terbuka tangan


Sifat pemaaf dan pemurah, orang tua-tua mengatakan: “tanda Melayu berdada lapang, ikhlas memaafkan kesalahan orang, tolong menolong tiada kurang, bercakap sama muka belakang, bertindak suka berterang-terang”.


Orang tua-tua selalu mengingatkan agar menjauhi sifat yang suka berdendam kesumat, sebagaimana dikatakan “apabila hidup dendam- mendendam, ke darat sesat ke laut karam”; atau dikatakan: “apabila hidup berdendam kesumat, kemana pergi takkan selamat”.
kesusahan orang ia rasakan dendam kesumat ia jauhkan


sifat orang berdada lapang
tahu merasa bijak menenggang tahu menjaga aib malu orang tahu menghapus muka berarang


sifat orang terbuka tangan cepat kaki ringan tangan
tahu menolong orang berbeban bijak membantu dalam kesempitan

2.      nilai tahu Menyemak Pandai Menyimpai


Nilai yang penuh kearifan, bijaksana, tanggap dan cekatan dalam menilai sesuatu dan memutuskan sesuatu. Sifat yang piawai ini menjadikan dirinya mampu menyemak perkembangan masyarakat dan perubahan zamannya, mampu mengambil kebijakan yang tepat dan bermanfaat, mampu menyelesaikan permasalahan, dan sebagainya.


Di dalam ungkapan disebutkan:

arif menyemak kicau murai arif menapis angin lalu
arif mendengar desau daun arif menilik bintang di langit
arif menangkap kerlingan orang


bijak menepis mata pedang bijak membuka simpul mati


pandai mengurung dengan lidah pandai mengandang dengan cakap pandai mengungkung dengan syarak pandai menyimpai dengan adat pandai mengikat dengan  lembaga


cepat akal laju pikiran cepat angan laju buatan tajam mata jauh pandangan
nyaring telinga luas pendengaran

3.      nilai Bercakap Bersetinah, Berunding Bersetabik


Nilai ini mengajarkan orang untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, berperilaku sopan, tertib dan pekerti mulia. Nilai ini juga mengajarkan agar memelihara lidah, menjaga tingkah laku, menjauhkan sifat kasar langgar, memantangkan mencaci orang, berlagak kuasa dan sombong, merendahkan orang lain, mau menang sendiri, besar kepala, angkuh dan sebagainya.


Nilai ini tentulah sangat bermanfaat dalam membentuk kehidupan yang tertib, aman dan damai, amat berfaedah dalam mewujudkan masyarakat yang saling hormat-menghormati, saling harga-menghargai, saling tahu diri dan saling memelihara diri

Ungkapan adat mengatakan:
Apa tanda orang beradat
elok perangai sempurna sifat

Apa tanda orang terpandang bercakap tidak menista orang


Apa tanda orang bermaruah kalau berbicara tidak menyalah


Apa tanda orang berakal dalam berbual tidak membual
Ungkapan lain menyebutkan: Apa tanda orang beriman
perangainya elok berbicaranya sopan

Apa tanda orang terpuji 
bercakap tidak keji-mengeji


Apa tanda orang bertuah
menyanggah tidak sumpah-menyumpah
Di dalam tunjak ajar dikatakan pula: 
Apabila hendak rukun dan damai
elokkan laku baikkan perangai


Apabila perilaku bersopan santun
 negeri aman hidup pun rukun


atau dikatakan:


Apabila hidup tahukan diri 
maruah tegak tuah berdiri


Apabila negeri hendak sentosa 
elokkan dulu budi bahasa

Budaya Melayu, dan kita yakini pula semua budaya suku, puak dan etnis lainnya tentulah menjunjung tinggi nilai-nilai etika, nilai kesantunan baik dalam berbicara bergaul dan sebagainya. Kesantunan itu sudah menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, dan sangat diutamakan dalam ajaran agama-agama di muka bumi ini.

4.      nilai Menang dalam kalah


Nilai piawai dalam bersiasat, mahir dalam menyusun strategi, sabar dan teliti dalam mencari peluang, unggul dalam berunding, berhemat cermat dalam mengambil keputusan, teliti dalam mengambil kebajikan, berdada lapang dan berpandangan luas dalam menyelesaikan masalah, dan memandang sesuatu dengan hari nurani yang jernih, dan sebagainya. Nilai ini juga mengajarkan untuk bersikap lapang dada, sabar dan mengalah dalam batas-batas tertentu untuk mencapai kejayaan dan tujuannya.


Di dalam ungkapan disebutkan:


yang menang dalam kalah yang lapang dalam sempit yang kaya dalam susah
lapang dada luas hati lapangnya tidak berhempang luasnya tidak berbatas dalamnya tidak terukur kayanya tidak tersukat beratnya tidak tertimbang


cerdik menjadi penyambung lidah berani menjadi pelapis dada kuatnya menjadi tiang sendi


kerasnya tidak tertakik lembutnya tidak tersudu lemahnya tidak tercapak kendurnya berdenting-denting tegangnya berjela-jela

5.       nilai tahu hidup Meninggalkan, tahu Mati Mewariskan


Nilai yang menyedarkan orang untuk berkarya, berbuat kebajikan, berbuat budi dan jasa selama hidupnya, serta mewariskan nilai-nilai luhur agama dan budaya, mewariskan karya dan jasa, mewariskan nama baik, mewariskan keteladanan dan perilaku terpuji dan sebagainya, yang  memberi faedah dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa dan negaranya.


Di dalam ungkapan disebutkan:

yang disebut hidup meninggalkan meninggalkan syarak tempat berpijak meninggalkan adat tempat menepat meninggalkan lembaga tempat berjaga meninggalkan budi yang terpuji meninggalkan contoh yang senonoh meninggalkan teladan yang sepadan meninggalkan nama yang mulia meninggalkan petuah yang berfaedah meninggalkan kaji yang berisi meninggalkan pusaka yang berharga meninggalkan anak yang dipinak meninggalkan harta yang berguna meninggalkan dunia dengan bekalnya

6.      nilai lasak Mengekas, tekun Mengais


Nilai lasak dalam berusaha, tekun dalam bekerja keras, cerdas dalam mencari peluang hidup, bersemangat dalam berkarya, aktif dan rajin menciptakan peluang kerja untuk memenuhi semua keperluan hidup diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Orang tua-tua mengatakan, bahawa sifat ini adalah cerminan dari rasa kemandirian dalam menghadapi hari depannya agar dapat  “duduk sama rendah dan tegak sama tinggidengan masyarakat atau bangsa lainnya, serta melepaskan dirinya dari sifat ketergantungan kepada orang lain.

Di dalam ungkapan dikatakan:


lasak mengekas takkan melengas tekun mengais rezeki tak habis rajin bekerja takkan terhina
mau bersusah hidup menakah mau berpenat hidup selamat mau
berlenjin hidup terjamin


dalam bersusah banyak faedah
dalam berpenat banyak yang dapat
dalam berletih banyak yang boleh
dalam bekerja banyaklah jasa

7.      nilai tahu harta Berpunya, tahu Pinjam Memulangkan


Nilai yang menghormati, menghargai, dan memelihara hak-hak orang lain, dan bertanggungjawab atas hak orang lain yang dipakainya atau dipinjamnya atau dipercayakan kepadanya.


Di dalam ungkapan dikatakan:

adat hak ada berpunya
adat menjemput menghantarkan adat meminjam memulangkan adat mengantar sampai-sampai adat memulangkan elok-elok


hak orang sama dipandang
hak orang sama dijaga
milik orang sama dipelihara
yang pinjam sepanjang boleh
yang memulangkan sebelum sudah


kesiMPulan


Kita meyakini bahawa setiap suku dan puak bangsa Indonesia pastilah memiliki nilai-nilai asas budaya dan adat istiadatnya, yang turun-temurun mereka jadikan acuan dan jati dirinya, dan kita yakin, nilai-nilai dimaksud mengandung tunjuk ajar dan petuah amanah yang dapat dijadikan simpai


pemersatu bangsa, serta mampu mewujudkan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Kerananya, dengan beranjak dari nilai-nilai luhur dan kearifan yang piawai itu bangsa kita akan menjadi bangsa yang beradab, menjadi bangsa yang bertamadun tinggi, yang mampu mengekalkan kehidupan sejahtera lahiriah dan batiniahnya.


Dari  sisi  lain,  pembangunan  yang  berlandaskan  budaya  sendiri, akan dapat mewujudkan pembangunan yang berjati diri bangsa yang memancarkan nilai-nilai budaya bangsa dalam keberagaman, yang mencerminkan jati diri yang kokoh, mampu menghadapi cabaran serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat. Dari sanalah kita memperlihatkan kepada dunia luar, bahawa perbezaan suku, puak, agama dan kepercayaan tidaklah menyebabkan perpecahan, tetapi sebaliknya menjadi modal utama dalam membangun kehidupan yang bermartabat, bermaruah, terbilang dan cemerlang.

      Semoga kita semua dirahmati Allah.




Wallahu a’lam.
Tumbuh rumput di tepi pagar,
Akar benalu menjalar juga;  
Tujuh laut boleh terbakar
Kapal Melayu berlayar juga.


                      Di mana biduk di sana pencalang, 
               Bila bergalah sama dimudiki; 
               Mana yang elok bawalah pulang, 
              Apabila menyalah kita perbaiki
 






















Peralatan Nelayan Melayu Riau

    Jala Terbuat dari jaring yang diberi pemberat. cara menggunakan dengan cara ditebarkan ke dalam air dan dibiarkan beberap...